Selamat Datang di Blog Komunitas Kami,,, Jangan Lupa Membaca dan Berkomentar,,, We Join To Build Independent Finacial,,, Selamat bergabung Bersama Kami,,,!!! Bast Smart Member Community, Jl. Pandan Surat Banyuanyar-Gurah-Kediri 64181, CP. +6285730958670 (AHMAD A.)

Kamis, 12 Desember 2013

Kisah Sukses Mark Zuckerberg, Sang Pendiri Facebook dan miliarder termuda di dunia


Sejak muda sudah keranjingan komputer. Kini jadi anak muda terkaya. Inilah kisah perjalanan hidupnya menuju sukses.Ketika di Harvard sempat jadi pemberontak dengan membuka website data mahasiswa, ia pun diperkarakan. Lalu Facebook yang dibuatnya menggoncangkan dunia dan membawanya menjadi anak muda terkaya di dunia. 

Zuckerberg baru akan genap berusia 24 tahun pada Mei ini. Ia tak menyelesaikan kuliah di Harvard University tetapi berhasil membangun Facebook yang membuatnya mengumpulkan kekayaan sampai Rp 13,5 triliun. Siapapun akan menyebutnya luar biasa. “Dia adalah billionaire termuda di dunia saat ini, dan kami yakin ia adalah billionaire ter muda sepanjang sejarah yang mengumpulkan sendiri kekayaannya,” ujar Matthew Miller, associate editor Majalah Forbes.

Awalnya Direktori Mahasiswa Zuckerberg lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New York. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter gigi – psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu tak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia berusia delapan tahun.  


Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan facebook (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu) pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. “Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini,” ujar Zuckerberg kemudian.

Meski ditolak ia selalu mencari cara untuk mewujudkannya. “Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa dilakukan,” lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu.

Proyek pertamanya adalah CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Suatu malam di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta pengunjungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling “hot”. Pancingannya mengena. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka. Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun diputus. Zuckerberg diperkarakan karena dianggap mencuri data. Anak muda berambut keriting ini pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak menyesali tindakannya. “Saya kira informasi seperti itu harus tersedia (online),” ujamya.

Alih-alih kapok ia malah membuat website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berko munikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya. Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.

Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digandrungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggunakan minimal satu aplikasi.

Dalam tempo empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.

Pengguna Facebook terus meningkat. Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di sekolah ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah (di sini SMU) pada Sep tember 2005. Tak lama kemudian mereka juga membuka jejaring para pekerja kantoran. Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. “Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah,” ujarnya pada Majalah Current.


Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat.

Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihim­punnya mencapai enam juta jaringan (ke lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring sosial kedua terbesar versi camScore.



Jual Saham Jadi Kaya, Jumlah anggota Facebook yang jutaan or ang itu menjadi tambang emas yang meng giurkan. Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Part ners, perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini adalah investasi kedua yang masuk ke Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) men­dapatkan dan dari pendiri PayPal sebesar US$ 500.000. Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan meng ganti domain-nya dari www. thefacebook. corn menjadi www.facebook.com pada Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional. Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta.

Meski jumlah user-nya meningkat tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook mengalami kerugian sampai US$ 3,63 juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners dan Meritech Capi tal Partners. Dana itu digunakan untuk meluncurkan versi mobile-nya.

Pada September 2007 Microsoft melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54 triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007. Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$ 135 triliun).



Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasinya sekitar US$ 60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo, Google, dan sebagainya pun ikut menawar untuk membeli Facebook. Sejauh ini Zackerberg mengatakan Facebook tak akan dijual.

Melesatnya bisnis Facebook membuat Zackerberg menampuk kekayaan yang luar biasa. Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Zackerberg sendiri mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Jangankan untuk anak seusia Zackerberg, untuk orang dewasa pun harta sebanyak itu tentu jumlah yang luar biasa besar. Maka wajar jika majalah itu menobatkannya sebagai The Youngest `Self-made’ Billionaire on the Planet.

Prestasi yang diraih Zackerberg tak benar -benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan Facebook. Termasuk dari rekannya di Harvard yang menyebutkan rancangan Facebook sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun Zackerberg tetap bergeming bahwa Facebook merupakan hasil karyanya. Meskipun Connect kalah dalam persidangan pertama, perusahaan ini mendaftarkan gugatan baru pada Maret 2008.

Kontroversi juga datang dari negara-negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria, Arab Saudi, Iran dan sebagainya yang menyebutkan kalau Facebook mempromosikan serangan terhadap otoritas pemerintahannya sehingga akses terhadap Facebook di negara tersebut ditutup.

Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama Facebook dan Mark Zuckerberg tetap digan drungi banyak orang. Zuckerberg sendiri di tengah kepopuleran namanya dan jumlah kekayaan yang dimilikinya, ia tetap sederhana. Ia masih tinggal di apartemen sewaan dan di kamarnya hanya tersedia sebuah meja dan kursi. Kasurnya diletakkan di lantai. Kala datang ke kantornya di Palo Alto, Zuckerberg kerap berjalan kaki atau mengendarai sepeda. Tak tampak sebagai miliuner (dalam US$ dollar, tentunya) atau triliuner (dalam rupiah)













http://bastsmartmembercommunity.blogspot.com/

Rabu, 11 Desember 2013

Kisah Sukses Sandiaga Uno | Pengusaha Muda

Kisah Sukses Sandiaga Uno - Kisah sukses sering memberikan kita inspirasi untuk mengikuti jejak sukses orang tersebut, Di Indonesia sendiri sangat banyak orang sukses sebagai pengusaha atau entrepreneur namun jarang yang seperti profile yang kita bicarakan ini. Seorang pengusaha yang sukses dalam umur yang relatif masih muda yaitu dibawah 40 tahunan, Beliau adalah Sandiaga Salahuddin Uno. Sandiaga Uno kini memang telah sukses sebagai pengusaha dengan mengantongi dollar tebal dikantong, tetapi kita harus melihat bagaimana sepak terjang beliau dan perjuangan beliau sebelum sukses.
Kisah Sukses Sandiaga Uno
Usaha dan pengorbanan Sandiaga Salahuddin Uno sebelum sukses, yaitu sering jatuh bangun dalam mengembangkan usahanya hendaknya menjadi perhatian kita sehingga kita beranggapan bahwa menjadi pengusaha itu juga butuh pengorbanan, Janan hanya melihat kesenangan atau kenikmatan yang mereka peroleh kini, karena itu akan memupuk rasa iri yang tidak baik, namun dengan mengetahui sederet sejarah dan cerita dibalik kesuksesan mere (sandiaga Salahuddin Uno salah satunya) kita akan lebih menghormati dan menghargai mereka, dan semoga kita juga nantinya seperti mereka yang telah sukses. Amin

OK, dalam artikel ini kita akan menjelaskan sedikit tentang Kisah sukses sandiaga uno. mari kita simak bersama, semoga kecipratan suksesnya kepada kita.

Kisah Sukses Sandiaga Uno | Pengusaha Muda

Sandiaga Salahuddin Uno, demikian namnya. Kalau anda tergabung dalam HIPMI atau Himpunan Pengusaha Muda INdonesia anda pasti mengenal seorang pemuda sandiaga Uno ini. Menurut The Globe Asia penyandang gelar MBA dari The George Washington University ini adalah orang terkaya ke 63 di Indonesia dengan jumlah kekayaan tidak kurang dari 245 juta dollar.

Sansiagan Uno ini mengatakan dirinya tidak mempersiapkan dirinya sebagai pengusaha, begitu juga orang tuanya, mereka malah lebih suka kalau sandiaga Uno bekerja di perusahaan. Nmuan menjadi pengusaha ini adalah pilihan terakhrinya, dan beliau mengatakan bahwa dirinya adalah pengusaha kecalakaan (sambil ketawa), karena memang tdk pernah bercita2 tetapi keadaan memaksa.

Lantas, bisnis apa yang telah membuat sandiaga uno ini sukses besar dalam bisnis ini. Kiprah bisnis Sandi kini dibentangkan lewat Grup Saratoga dan Recapital. Bisnisnya menggurita, mulai pertambangan, infrastruktur, perkebunan, hingga asuransi. Namun, dia masih punya cita-cita soal pengembangan bisnisnya. "Saya ingin masuk ke sektor consumer goods. Dalam 5-10 tahun mendatang, bisnis di sektor tersebut sangat prospektif," katanya, optimistis.

Seorang pebisnis, kata dia, memang harus selalu berpikir jangka panjang. Bahkan, berpikir di luar koridor, berpikir apa yang tidak pernah terlintas di benak orang. "Mikir-nya memang harus jangka panjang."

Sandiaga uno semula adalah pekerja kantoran. Pasca lulus kuliah di The Wichita State University, Kansas, Amerika Serikat, pada 1990, Sandi mendapat kepercayaan dari perintis Grup Astra William Soeryadjaja untuk bergabung ke Bank Summa. Itulah awal Sandi terus bekerja sama dengan keluarga taipan
tersebut. "Guru saya adalah Om William (William Soeryadjaja-Red)," tutur pria kelahiran 28 Juni 1969 itu.

Bapak dua anak itu kemudian sedikit terdiam. Pandangannya dilayangkan ke luar ruang, memandangi gedung-gedung menjulang di kawasan Mega Kuningan. "Saya masih ingat, sering didudukkan sama beliau (William Soeryadjaja-Red). Kami berdiskusi lama, bisa berjam-jam. Jiwa wirausahanya sangat tangguh," kenangnya. William tanpa pelit membagikan ilmu bisnisnya kepada Sandi. Dia benar-benar mengingatnya karena itulah titik awal dia mengetahui kerasnya dunia bisnis.

Di tanah Air, Sandi hanya bertahan satu setengah warsa. Dia harus kembali ke AS karena mendapat beasiswa dari bank tempatnya bekerja. Dia pun kembali duduk di bangku kuliah di George Washington University, Washington. Saat itulah, fase-fase sulit harus dia hadapi. Bank Summa ditutup. Sandi yang merasa berutang budi ikut membantu penyelesaian masalah di Bank Summa.

Sandi kemudian sempat bekerja di sebuah perusahaan migas di Kanada. Dia juga bekerja di perusahaan investasi di Singapura. ”Saya memang ingin fokus di bidang yang saya tekuni semasa kuliah, yaitu pengelolaan investasi,” tuturnya.

Mapan sejenak, Sandi kembali terempas. Perusahaan tempat dia bekerja tutup. Mau tidak mau, dia kembali ke Indonesia. "Saya berangkat dari nol. Bahkan, kembali dari luar negeri, saya masih numpang orangtua," katanya.

Sandi mengakui, dirinya semula kaget dengan perubahan kehidupannya. "Biasanya saya dapat gaji setiap bulan, tapi sekarang berpikir bagaimana bisa bertahan," tutur pria kelahiran Rumbai itu. Apalagi, ketika itu krisis.


Dia kemudian menggandeng rekan sekolah semasa SMA, Rosan Roeslani, mendirikan PT Recapital Advisors. Pertautan akrabnya dengan keluarga Soeryadjaja membawa Sandi mendirikan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya bersama anak William, Edwin Soeryadjaja. Saratoga punya saham besar di PT Adaro Energy Tbk, perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia yang punya cadangan 928 juta ton batu bara.

Bisa dibilang, krisis membawa berkah bagi Sandi. "Saya selalu yakin, setiap masalah pasti ada solusinya," katanya. Sandi mampu ”memanfaatkan” momentum krisis untuk mengepakkan sayap bisnis. Saat itu banyak perusahaan papan atas yang tersuruk tak berdaya. Nilai aset-aset mereka pun runtuh. Perusahaan investasi yang didirikan Sandi dan kolega-koleganya segera menyusun rencana. Mereka meyakinkan investor-investor mancanegara agar mau menyuntikkan dana ke tanah air. "Itu yang paling sulit, bagaimana meyakinkan bahwa Indonesia masih punya prospek."

Mereka membeli perusahaan-perusahaan yang sudah di ujung tanduk itu dan berada dalam perawatan BPPN - lantas berganti PPA -. Kemudian, mereka menjual perusahaan itu kembali ketika sudah stabil dan menghasilkan keuntungan. Dari bisnis itulah, nama Sandi mencuat dan pundi-pundi rupiah dikantonginya.

Sandi terlibat dalam banyak pembelian maupun refinancing perusahaan-perusahaan. Misalnya, mengakuisisi Adaro, BTPN, hingga Hotel Grand Kemang. Dari situlah, kepakan sayap bisnis Sandi melebar hingga kini.

Demikianlah kisah sukses sandiaga uno menjadi pengusaha yang kini namanya meroket dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Menjadi pengusaha pasti banyak lika likunya terutama dalam jatuh bangun membangun kerajaan bisnis, demikian pula ceritanya dengan pengusaha sukses bob sadino atau yg lainnya. 
 

Kiat Membangun Brand Yang Kuat Ala Hermawan Kartajaya

Untuk membangun brand yang kuat perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang
markplus


Hermawan Kartajaya kembali membagi ide segar seputar dunia marketing. Inspirasi dari suhu marketing modern Philip Kotler itu dibagikan kepada peserta seminar MarkPlus di Surabaya, Senin (17/9) malam:
“Adakah perusahaan, yang ketika dia tutup dan produknya sudah tidak keluar, konsumen akan sedih?” pancing Hermawan Kartajaya memancing antusiasme peserta seminar.
Susah kan menyebutkan produk tersebut? Jika Anda menemukan jawaban atas pancingan Hermawan tadi, pastilah produk tersebut memiliki brand (merek) yang sangat kuat. Menciptakannya, tentu saja tidak cukup hanya dengan beriklan. Baik itu di media cetak (printing ad), iklan luar ruang (outdoor), maupun iklan-iklan model baru.
Hermawan yang juga founder dan President MarkPlus itu mengatakan untuk membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang.
Menurut Asian Marketing Guru itu, perusahaan yang memiliki reputasi bagus tidak lagi memerlukan promosi, marketing, public relation, atau corporate social responsibility (CSR) karena hal itu telah terjadi dengan sendirinya.
“Cara baru membangun brand adalah dengan membentuk bisnis yang dicintai oleh karyawan perusahaan, masyarakat, dan investor,” ungkapnya.
Menurut Hermawan hal tersebut terkait reputasi. Bagi customer, reputasi yang baik akan menentukan keputusan membeli. Bagi karyawan perusahaan, nama baik akan memicu mereka untuk loyal dan berkomitmen. Reputasi juga bisa mengundang investor untuk menanamkan modalnya. Selain itu, nama baik juga akan menarik media untuk terus mengikuti perkembangan.
“Reputasi yang baik akan mendorong analis keuangan memberikan peringkat yang tinggi,” ujarnya.
Beberapa brand yang mampu meraih itu semua adalah The Body Shop dan produk Apple seperti IPod dan ITunes. The Body Shop, merek produk perawatan tubuh itu dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan sehingga bisa mengambil simpati konsumen di seluruh dunia. Selain itu, Anita Roddick, pencipta merek tersebut, dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup dan bisnisnya juga sangat concern terhadap perekonomian dunia ketiga.
Sedangkan produk-produk Apple dikenal memiliki reputasi tersendiri dibanding produk elektronik sejenis. Bahkan saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah menjual jutaan keping produknya dan menciptakan konsumen yang loyal.
Dalam membangun brand yang kuat, kata Hermawan, harus dimulai dengan menyinergikan pikiran, hati, dan jiwa, yang lantas diimplikasikan kepada model bisnis dengan menciptakan misi, visi, dan nilai. Misinya, perusahaan bisa memberi manfaat kepada manusia dan lingkungan. Visinya, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam menciptakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan nilainya adalah menciptakan nilai keekonomian, lingkungan yang sehat, dan mendukung perkembangan sosial.
Menurutnya, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan diri bagi orang-orang yang mencintai perusahaan. “Akhirnya, perusahaan akan mampu menciptakan brand-nya akan mempunyai brand integrity, brand identity, dan brand image,” katanya.(alina mustaidah)

 http://bastsmartmembercommunity.blogspot.com/

Paradox Marketing: Resep Sukses Dari Arief Yahya Untuk Telkom

Jakarta - Sebagai negara yang memiliki populasi besar dengan proporsi kelas menengah yang terus meningkat, Indonesia adalah sebuah negara yang menyediakan kesempatan luas untuk para pelaku pemasaran dan terutamanya yang berada di bidang telekomunikasi. Hal ini ditunjang dengan fakta bahwa seorang pengguna layanan telekomunikasi di sini mempunyai setidaknya dua telepon genggam yang berfungsi aktif dan hal ini sudah menjadi hal yang biasa.

Data dari Asosiasi Telepon Selular Indonesia (ATSI) menunjukkan bahwa di kwartal pertama 2012, jumlah pengguna telepon genggam sudah mencapai 255 juta dan angka ini sudah melebihi total jumlah populasi Indonesia yang sekitar 240 juta. Data yang dikeluarkan oleh International Data Corporation (IDC), sebuah institusi analisis dan riset, juga mendukung fakta ini, yaitu bahwa penjualan ponsel pintar meningkat dari 11% di kwartal ketiga 2011 menjadi 13% di kwartal yang sama 2012. IDC bahkan menamakan Indonesia sebagai pasar telepon genggam terbesar di Asia Tenggara.

Kondisi ini menciptakan pasar yang menarik bagi pabrik ponsel pintar yang terus berinovasi untuk meluncurkan ponsel pintar dengan harga yang lebih rendah dan semakin terjangkau.

Operator telekomunikasi pun tidak ketinggalan untuk mengambil peluang di pasar berkembang ini dengan menawarkan paket langganan layanan data, termasuk akses ke internet, dengan harga terjangkau.

Bisnis ini menjadi bagian dari makin meluasnya penetrasi internet bagi pengguna di Indonesia. Menurut data dari MarkPlus Insight di bulan November 2012, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 61,08 juta atau sekitar seperempat dari jumlah populasi dan mayoritas pengguna internet di Indonesia mengaksesnya melalui ponsel pintar.

Namun mengambil kesempatan di pasar yang besar seperti ini bukanlah hal yang mudah karena perilaku pelanggan sudah berubah. Mereka menjadi semakin pintar, sadar dan kritis akan hak-hak mereka sebagai pelanggan atau konsumen, sehingga informasi apapun mengenai ekspektasi mereka yang tidak terpenuhi akan dengan mudah tersebar ke pemgguna lain melalui media yang justru dihadirkan oleh para operator telekomunikasi kepada mereka, yaitu internet.

Dengan mengingat hal ini, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) Arief Yahya menciptakan dan mengimplementasikan suatu pendekatan bisnis baru yang bersifat praktis namun juga kontradiktif atau paradoks, untuk menaklukkan pasar yang semakin kompleks. Dia membentuk istilah “paradox marketing” dan membangun strategi unik ini berdasarkan enam konsep, value equation, providing more for less, polarity management, Blue Ocean strategy, buyer as seller dan starting from the end. Arief juga menyusun kerangka kerja praktis yang bisa digunakan oleh para pelaku pemasaran untuk menemukan, mengimplementasikan dan mengimplementasikan paradox marketing dengan melihat secara internal dan petakan strategi pemasaran yang sedang diterapkan, identifikasi kemungkinan memanfaatkan leverage untuk mencapai paradoks, terapkan inisiatif kunci untuk mencapai paradox marketing dan pastikan bahwa paradox marketing bisa bertahan.

Konsep ini menggunakan polarisasi produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion) atau yang dikenal sebagai 4P. Begitu Arief mulai menjabat sebagi pucuk pimpinan Telkom di Mei 2012, Arief langsung mengambil keputusan bisnis praktis untuk menerapkan konsep ini untuk mendapatkan hasil pemasaran yang memuaskan dan menciptakan pasar yang berkelanjutan.

Pada saat itu, Telkom sedang mengalami masa pertumbuhan yang stagnan dan harga saham-sahamnya menurun, walau kondisi itu masih dapat diterima mengingat industri telekomunikasi Indonesia sedang memasuki masa jenuh dan dihadapi dengan kompetisi yang kuat antara 10 operator yang berlomba-lomba menguatkan posisi mereka di pasar ini.

Saat itu hanya ada sedikit kesempatan sektor telekomunikasi Selular untuk tumbuh karena penetrasinya sudah mencapai 105% dan 43% di antaranya dikuasai Telkom. Selain itu, Telkom juga sudah mendominasi kuat di sektor fixed wireline dari penetrasi industri yang hanya 4%. Telkom juga mengontrol 61% dari sektor pura lebar atau broadband, menyisakan ruang 29% bagi industri untuk masuk. Arief menjuluki situasi ini seperti kondisi jam sore dan dia segera mengambil tindakan untuk mengembalikan situasi menjadi kembali seperti jam 6 pagi dengan menerapkan strategi paradox marketing.

Strategi ini menggunakan polarisasi dari enterprise-consumer product, wholesale-retail price, private-public place dam social-personal promotion dan pendekatan yang tidak umum ini digunakan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan digunakan sebagai leverage untuk menciptakan paradox marketing. Pelaku pemasaran dapat menerapkannya dengan satu, dua atau tiga leverage yang ada namun Arief percaya bahwa akan susah bagi para kompetitor untuk mengimitasi konsep yang diterapkan bila semua leverage digunakan sekaligus.


Arief memimpin Telkom dengan terjun langsung menerapkan keempat leverage ini yang disesuaikan sejalan waktu. Upaya ini membuahkan hasil yang nyata dan pengalaman ini menjadi ide bagi Arief untuk menulis buku “Paradox Marketing: Unusual Way to Win” yang mulai dipasarkan Maret 2013. Begawan pemasaran Philip Kotler menulis dalam kata pengantarnya bahwa buku ini “menjabarkan strategi yang tepat untuk menangkap nilai dari konsumen yang saking terhubungi", sementara Hermawan Kartajaya mengatakan bahwa ini adalah konsep terobosan “mengkombinasikan secara harmonis dua kekuatan yang kontradiktif"

Prestasi Telkom dalam menerapkan strategi paradox marketing strategy juga membuahkan hasil nyata dari resep Arief dalam memimpin operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu corporate philosophy, leadership architecture dan corporate culture for sustainable growth. Ketiga elemen ini adalah refleksi dari aspek keras dan lunak yang saking melengkapi dalam, yaitu great spirit dan grand strategy. Arief berbagi pengalamannya dalam memimpin perusahaan ini melalui buku keduanya, yang berjudul sama dengan dua aspek itu; “Great Spirit Grand Strategy”.


http://bastsmartmembercommunity.blogspot.com/

Chairul Tanjung: Empat Tantangan Hadapi Perekonomian 2014

Awalnya, seiring dengan melemahnya perekonomian sejumlah negara maju di dunia, seperti Amerika Serikat, banyak dana yang mengalir ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Alhasil, perekonomian Indonesia pun menjadi ciamik. Namun, kini kondisinya justru berbalik. Sejumlah negara yang perekonomiannya buruk mulai membaik. Sebagai dampaknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi melambat.
“Negara-negara maju yang tadinya pertumbuhan ekonominya relatif rendah dan mempunyai banyak masalah, kelihatannya di akhir periode tahun 2013 ini dan akan berlanjut di tahun 2014, sudah mulai menunjukkan tanda-tanda yang membaik. Sementara, negara-negara emerging countries yang tadinya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di dunia justru terjadi proses perlambatan,” terang Chairul Tanjung, Ketua Komite Ekonomi Nasional yang juga merupakan Chairman CT Corp, di acara seminar yang bertajuk “Prospek Ekonomi Indonesia 2014: Tantangan Ekonomi di Tengah Tahun Politik,” yang diadakan KEN, di Jakarta, Selasa (3/12/2013).
ken chairul tanjungChairul mengatakan, di AS tingkat pengangguran turun secara signifikan. Data terakhir, kata dia, menunjukkan tingkat pengangguran berada di angka 7,2 persen. “Dan diperkirakan pada kuartal I tahun depan sudah akan mencapai angka di bawah 7 persen,” lanjut dia.
Kalau kondisi perekonomian AS membaik, apa dampak selanjutnya?
Tentu perekonomian yang baik di Amerika membuat kebijakan pemerintah dan bank sentral setempat menjadi berubah. Yang tadinya memberi stimulus dalam jumlah besar agar ekonomi tumbuh, sekarang (setelah ekonomi tumbuh dan) penyerapan tenaga kerja terjadi, tentu mereka ingin menarik stimulusnya kembali. Kenapa? Kalau tidak, akan terjadi inflasi berlebihan di negara tersebut. Efek dari ditariknya stimulus, atau quantitative easing, yang disebut tapering off itu akan menyebabkan tertariknya uang dari pasar dunia. Uang ini tadinya banyak masuk ke emerging countries, termasuk Indonesia.
Dengan tertariknya uang ini, tentu akan berakibat mengalirnya uang dari Indonesia balik ke negara yang tadinya mengeluarkan stimulus tersebut. Sehingga terjadilah arus balik (atau) keluar dana yang ada di negara kita. Tentu berakibat pada mulai melemahnya rupiah dan meningkatnya suku bunga kita.
Hal ini diantisipasi oleh Bank Indonesia dengan mengetatkan ekonomi kita. Dengan mulai meningkatkan suku bunga, dan melakukan stabilisasi sektor keuangan. Tentu hal ini bisa berakibat yang baik untuk jangka pendek. Tapi, kalau salah dosis bisa berakibat buruk untuk perekonomian.
Bagaimana kondisi di negara-negara berkembang?
Kalau sekarang kalau melihat di negara-negara berkembang, seperti China dan India, ternyata pertumbuhan ekonominya turun cukup signifikan. China tumbuh 7 koma sekian persen. Menurut mereka, itu sudah kecil, karena biasanya tumbuh lebih dari 10 persen. India diperkirakan tahun ini tumbuh 4,4 persen.
Mengecilnya pertumbuhan ekonomi di India dan China, akan merubah struktur ekspor kita. Karena terjadi penurunan permintaan dan harga komoditas kita. Dengan terjadinya penurunan harga komoditas maka  ekspor kita pun jadi terganggu, karena ekspor masih berbasis pada sumber daya alam yang ada. Ini adalah salah satu faktor yang menjadi tantangan kita di 2014.
Lalu, apa tantangan yang lainnya di tahun depan?
Tantangan kedua adalah kita memiliki peningkatan konsumsi domestik yang luar biasa. Karena jumlah penduduk kita yang besar, dan makin lama makin bertambah. Pertumbuhan penduduk kita masih cukup signifikan.
Dan yang perlu juga diketahui, dengan meningkatnya income, yang tentu kita harus syukuri karena itu menjadi bukti peningkatan kesejahteraan rakyat kita, ternyata peningkatan permintaan yang luar biasa tidak diikuti dengan kenaikan produksi yang cukup. Harusnya konsumsi yang luar biasa besar bisa menggerakkan ekonomi, kalau dibantu dengan produksi yang cukup, dan itu akan jadi kekuatan ekonomi yang luar biasa.
Namun, kenyataannya, peningkatan permintaan yang luar biasa masih harus diikuti dengan bertumbuhnya impor yang luar biasa. Dari sisi komoditas pertanian, kita masih harus impor daging dengan luar biasa besar dan mengimpor kebutuhan-kebutuhan yang lain, karena masyarakat makin sejahtera, sehingga gaya hidup dan konsumsinya berubah. Dari tadinya makan banyak nasi, sekarang makan banyak protein. Sementera, kondisi kita itu produksi banyak beras dan tidak banyak protein sehingga terjadi ketimpangan.
Tentu permasalahan ini juga berakibat pada perekonomian Indonesia dengan defisit perdagangan dan dilanjutkan dengan defisit neraca pembayaran. Ini hal kedua yang jadi tantangan kita. Kondisi serupa juga terjadi di sektor industri, migas, dan sektor lain.
Tantangan ketiga. Tahun ini adalah tahun politik. Seperti kita ketahui, masih banyak investor khususnya dari luar negeri dan sebagian investor dalam negeri, masih wait and see atau menunggu apa yang terjadi di 2014. Pertama, apakah pemilu berjalan dengan baik, apakah pemilu berjalan dengan aman atau tidak aman. Mereka menunggu untuk melakukan realisasi dari apa yang akan mereka lakukan.
Mereka juga menunggu siapa pemimpin Indonesia berikutnya. Apakah dia pro pasar, sangat perhatian terhadap perekonomian, dan mengerti atau tidak mengerti perekonomian kita. Itu menjadi tanda tanya besar. Ini tentu berpengaruh terhadap keputusan para investor. Kondisi ini juga berpengaruh, di mana tampak dari mulai melambatnya pertumbuhan. Ekonomi tetap tumbuh tapi melambat, misalnya dalam hal investasinya, karena menunggu hal-hal seperti itu.
Tantangan keempat. Saya selalu melihat segala sesuatu dengan optimis. Kalau ada tantangan pertama, kedua, ketiga, (tetapi tetap) saya melihat segala sesuatunya dengan optimis. Karena pengusaha katanya harus selalu melihat peluang di antara tantangan yang ada.
Di faktor yang keempat ini, ada juga dua hal yang perlu membuat kita tetap optimis. Karena status demografi kita dengan jumlah penduduk yang besar dan banyaknya manusia yang produktif ketimbang yang tidak produktif, yang dinamakan bonus demografi, itu membuat seperti kalau naik pesawat ada tail wind. Jadi, selalu ada dorongan untuk tumbuhnya konsumsi domestik, walaupun masih banyak impor yang dilakukan.
Dengan situasi seperti ini, maka perekonomian Indonesia tetap masih akan tumbuh, walau tumbuhnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kedua, saya selalu dan masih berharap, saya melihat insyaAllah pemilu tahun 2014 akan berjalan dengan baik dan aman. Dan, saya selalu percaya suara rakyat adalah suara Tuhan. Dan, selalu saja hadirnya pemimpin baru membuat euforia terhadap harapan adanya perubahan menuju sesuatu yang lebih baik. Biasanya akan ada perbaikan ekonomi yang cukup signifikan di tahun 2014 akhir, khususnya kuartal IV, setelah pemerintah baru ada. Namun, itu harus diikuti oleh pemerintah baru tersebut dengan langkah-langkah yang sangat fundamental untuk merubah struktur perekonomian kita yang dirasakan masih perlu banyak yang harus diperbaiki. (EVA)

http://bastsmartmembercommunity.blogspot.com/

NABI MUHAMMAD SAW, SANG EKONOM SEJATI

Rasulullah, sang ekonom sejati
Oleh: MB Hendrie Anto, SE., M.Sc*
 Muqaddimah
Barangkali tidaklah cukup himpunan kata-kata untuk menggambarkan  kebesaran dan kehebatan Nabi terakhir Muhammad e, atau sebaliknya tidak diperlukan ungkapan pujian terhadap beliau karena beliau benar-benar sang terpuji. Terlampau banyak pujian terhadap beliau, tetapi kejujuran  Michael H Hart dalam menempatkan Muhammad e sebagai orang paling besar sepanjang sejarah manusia  dapat merangkum segalanya. “My choice of Muhammad to lead the list of the world’s most influential persons may surprise some readers and may be questioned by others, but he was the only man in history  who was supremely successful on both the religious and secular levels[1]
Muhammad e adalah pemimpin dalam segala aspek kehidupan manusia. Salah satu bidang yang saat ini sedang mendapat banyak kajian adalah peranan beliau dalam ekonomi dan bisnis. Perhatian masyarakat terhadap konsep dan praktek ekonomi Islam saat ini, di dunia muslim maupun non muslim, pasti akan membawa pada perhatian terhadap beliau. Jika ekonomi Islam adalah superior maka superioritas ini tentu dinisbatkan kepada beliau. Rasûlullâh adalah seorang ekonom besar, ekonom sejati. Beliau telah  melakukan reformasi pandangan-pandangan yang salah terhadap ekonomi secara fundamental dan meletakkan dasar-dasar bagi sebuah sistem dan ilmu ekonomi adil dan stabil. Hebatnya lagi, beliau tidak hanya menyampaikan gagasan-gagasan reformasi ekonomi, tetapi memimpin langsung proses reformasi tersebut.
Secara garis besar langkah yang telah dikerjakan oleh Rasûlullâh e antara lain :
  1. Mengembalikan aspek transendensi ekonomi dan bisnis
  2. Mengembangkan nilai-nilai baru bagi ekonomi dan bisnis
  3. Memberikan konsep mekanisme pengelolaan ekonomi sekaligus mempraktekannya
Sistem ekonomi ini mampu menerangi peradaban Islam hingga berabad-abad. Dalam era modern, sistem ekonomi ‘prophetic’ ini secara ilmiah telah banyak diakui. Implementasi secara parsial juga telah dilakukan, meskipun deviasi dari konsep ideal masih banyak terjadi.  Paper ini dibuka dengan penggambaran kondisi perekonomian masyarakat Arab pra islam, kemudian dilanjutkan dengan penggambaran reformasi ekonomi yang dilakukan Rasûlullâh e, dan akhirnya ditutup dengan tantangan ke depan.
Perekonomian masyarakat Arab Pra Islam
Masyarakat Mekkah abad 6 M sebelum kedatangan Islam adalah  kombinasi unik antara oligarki politik berdasarkan kesukuan dan kapitalisme perdagangan (merchant capitalism). Keadaan geografis jazirah Arab yang sebagian besar terdiri dari gurun pasir tandus, letak geografis yang strategis sebagai jalur perdagangan antara Asia, Eropa, dan Afrika, serta adanya Baitullah di kota Mekkah menyuburkan oligarkhi seperti ini. Sejak waktu jauh sebelum Islam datang, perkawinan oligarkhi kesukuan dengan kapitalisme perdagangan ini terjadi. Pada masa menjelang Islam dating, klan Bani Umayah mendominasi kapitalisme perdagangan Mekkah. Muhammad e pra kenabian adalah juga seorang pedagang besar yang sukses, demikian pulan banyak sahabat nabi.
Para kapitalis perdagangan mendominasi dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan politik masyarakat. Kepentingan perdagangan ini bahkan ditengarai menjadi motivasi berbagai layanan sosial terhadap para tamu peziarah Baitullah atau pendatang,kota Mekkah, misalnya sedekah (dalam berbagai bentuk, konsumsi atau akomodasi), rifadah (dukungan), siqâyah (penyediaan air untuk peziarah), dan îlâf (perlindungan). Bahkan  dinamika sosial dan politik masyarakat muslim pada masa-masa selanjutnyapun langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh kepentingan dagang ini.[2]
Secara umum masyarakat tidak berada dalam keadaan makmur dan sejahtera. Kemiskinan, ketimpangan distribusi pendapatan dan kekayaan,,bahkan perbudakan adalah gambaran nyata pada masa itu. Sumber daya ekonomi, misalnya kapital, berada pada kendali segelintir kapitalis dan hanya beredar di kalangan terbatas mereka. Kebodohan, keterbelakangan, dan dekadensi moral juga menjadi gambaran kembar dari keadaan saat itu sehingga sering disebut sebagai era jahiliyah. Dalam analisis sosial-ekonomi modern  kemiskinan dan kebodohan memang merupakan sebuah lingkaran setan yang tak berujung pangkal (vicious cycle). Tidak dikenalnya peradaban masyarakat Mekkah pra Islam  dalam sejarah peradaban dunia adalah bukti rendahnya peradaban mereka pada waktu itu.[3]
Islam yang dibawa oleh Muhammad e tidak hanya membawa revolusi keagamaan dan spiritualitas, namun juga tatanan sosial-ekonomi-politik masyarakat. Kepercayaan paganisme-polytheisme yang telah lama berakar dalam budaya masyarakat jahiliyah dihapuskan menuju monoteisme murni (tauhid). Kedatangan agama Islam juga memberikan pandangan baru tentang kegiatan sosial-ekonomi-politik serta tata-kelola baru tentangnya. Meskipun awalnya terdapat tantangan hebat dari internal dan eksternal masyarakat Arab waktu itu namun akhirnya revolusi ini berhasil gemilang. Hanya dalam waktu kurang dari 23 tahun, masyarakat muslim Arab kemudian telah berubah menjadi suatu masyarakat yang memiliki peradaban tinggi sehingga seringkali di-idealisasikan  sebagai suatu model masyarakat yang paling beradab (civilized society)[4]. Khusus dalam perekonomian, bapak Ilmu Ekonomi modern ‘Adam Smith’ dalam magnum opusnya – The Wealth of Nation – menempatkan perekonomian Muhammad dan Khulafaurrasyidin sebagai contoh perekonomian yang maju.[5]
Reformasi Perekonomian Masa Rasûlullâh e
Hal pertama yang paling fundamental dilakukan Rasûlullâh e dalam menata perekonomian adalah mengembalikan aspek transendensi kegiatan ekonomi dan bisnis. Kegiatan ekonomi dan bisnis dalam masyarakat tradisional bersifat transenden. Mereka  seringkali mengaitkan langsung  keuntungan dan rizqi dengan kehendak Tuhan atau sang Penguasa alam. Namun, masyarakat jahiliyah Arab pada masa itu menempatkan kegiatan ekonomi dan bisnis semata sebagai kegiatan duniawi dalam rangka untuk menciptakan kemakmuran material. Sistem kepercayaan (paganisme) tidak mampu menciptakan spiritualitas dalam kehidupan nyata, mereka berpikir sekuler.
Islam datang mengembalikan spiritualitas ekonomi dan bisnis dan memaknainya dalam dua pengertian, yaitu (a) kegiatan ekonomi dan bisnis adalah ibadah, dan (b) ibadah adalah adalah kegiatan ekonomi dan bisnis. Kegiatan ekonomi dan bisnis bukan semata urusan duniawi, namun adalah ibadah yang membawa konsekuensi kepada kehidupan akhirat. Terdapat implikasi dosa dan pahala di akhirat bagi aktifitas ekonomi dan bisnis. Ia adalah bagian dari upaya menciptakan kemuliaan (falah) dan kemaslahatan hidup yang merupakan tujuan dari syariah (maqasyid al-syariah) itu sendiri.[6]
Ibadah adalah kegiatan ekonomi dan bisnis. Jika ekonomi dan bisnis adalah kegiatan mengelola sumber daya ekonomi untuk mencari keuntungan guna mencapai kemakmuran, maka ibadah juga demikian. Ibadah akan membawa implikasi keuntungan dan kemakmuran di dunia dan akhirat. Ibadah adalah bisnis besar yang menciptakan keuntungan dan kemakmuran tidak terhingga. Sebaliknya, meninggalkan ibadah adalah kerugian yang akan menciptakan kesengsaraan tidak terhingga pula. Berbagai idiom ekonomi dan bisnis digunakan al-Qur’ân untuk menganalogikan ibadah, antara lain perdagangan yang tak pernah rugi (tijaratan lantabûr), pinjaman yang baik (qardh al-hasanah), membeli (asytarâ), pergangangan yang melenyelamatkan dari azab (tijaratan tunjiikum min ‘adzab), dan lain-lain.[7] Manusia telah diberikan berbagai sumber daya untuk dikelola sedemikian rupa bagi ibadah untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
Setelah mengembalikan spiritualitas ekonomi, Rasûlullâh e kemudian meletakkan nilai-nilai Islam sebagai fundamental (aksioma) dan etika dari bangunan ekonomi. Menurut Naqvy (1981, 1994), misalnya, aksioma ini adalah kesatuan (tauhid), kebebasan (ikhtiar), tanggungjawab (fard), dan keseimbangan (‘adl wa al-ihsan). Di atas aksioma inilah etika Islam kemudian ditegakkan, seperti penghapusan riba, gharar, maysir, dharar, haram, dan lain sebagainya, di satu sisi dan penegakan kerjasama, tolong menolong, kejujuran, efisiensi, dan produktif, di sisi lain. Di kelak kemudian hari, etika Islam ini terbukti memang fundamental dalam menciptakan sistem ekonomi yang adil dan stabil. Tak terhitung ilmuwan modern yang menguji validitas dan rasionalitas etika Islam bagi sistem ekonomi, baik dari kalangan Muslim maupun non muslim. Riba dan gharar, misalnya, ternyata terbukti sebagai salah satu penyebab utama instabilitas perekonomian.[8]
Rasûlullâh e adalah teladan yang sempurna (uswatun hasanah). Beliau tidak hanya memberikan gagasan, tetapi memberikan contoh langsung penerapan dari gagasan-gagasan tersebut. Perekonomian masyarakat di bawah Rasûlullâh e memang relative kecil dari sisi ukuran dan skala. Negara Islam pada masa itu hanya meliputi  sebagian kecil jazirah Arab yang berpusat di Madinah. Madinah sendiri pada masa Rasûlullâh e diperkirakan hayalah sebuah kota seluas  area mesjid Nabawi pada saat ini. Namun apa yang beliau lakukan telah memberikan dasar-dasar fundamental bagi sistem perekonomian dengan ukuran dan skala yang lebih luas.  Oleh karenanya, pengelolaan perekonomian masyarakat muslim di bawah Rasulullah adalah model dasar bagi pengembangan ekonomi Islam pada masa kapanpun, termasuk masa kini.
Secara garis besar pengelolaan ekonomi yang dicontohkan Rasûlullâh e adalah sistem ekonomi 3 sektor, yaitu harmonisasi antara peran pasar, pemerintah, dan masyarakat. Islam menempatkan ketiganya pada fungsi dan peran  yang proporsional, sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mekanisme ini berbeda dengan kapitalisme yang lebih bertumpu pada peranan pasar (pasar liberal) dengan meminimalisir peran pemerintah dan masyarakat, serta berbeda dengan sosialisme yang lebih bertumpu pada peran pemerintah dengan meminimalisir peran pasar. Harmonisasi ini adalah untuk memastikan bahwa sumber daya ekonomi dapat dikelola secara optimal untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masayarakat. Modernisasi rancang bangun ekonomi Rasûlullâh e disajikan dalam bagan di bawah.
Gambar 1
Sumber: P3EI dan Bank Indonesia, 2009
Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian, karena pasar merupakan tempat perniagaan dilakukan secara sukarela antara pembeli dan penjual. Hal ini sejalan dengan persyaratan perniagaan yang diperintahkan oleh Allâh, yaitu antarâdhim minkum (mutual goodwill) sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’ân,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.[9] Sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS al-Nisâ’[4]: 29)
Agar mekanisme pasar dapat berjalan dengan  baik dan memberikan mutual goodwill bagi para pelakunya, maka nilai-nilai  moralitas mutlak harus ditegakkan. Secara khusus nilai moralitas  yang mendapat perhatian penting adalah persaingan yang sehat (fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan (tranparancy) dan keadilan (justice). Nilai-nilai moralitas ini memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam.[10]
Untuk memastikan nilai-nilai di atas, Rasûlullâh e mengawasi langsung berjalannya pasar. Beliau melarang berbagai model bisnis yang bertentangan dengan islam seperti hashah, najasy, ghaban faa hisy, tallaqi rukhban, mukhadarah, dan ikhtikar.[11] Bahkan beliau menginspeksi langsung ketepatan timbangan maupun kejujuran penjual sehingga menegur dengan keras pedagang yang menipu. Peran Rasûlullâh e sebagai market controller atau al-muhtasib ini di kemudian hari dilembagakan oleh para penerusnya menjadi al-hisbah..Menurut ibnu Taimiyah, al-hisbah bahkan berfungsi untuk mengontrol ibadah para pelaku pasar, karena ibadah adalah pembentuk akhlaq dan perilaku.[12]
Pasar adalah sebuah mekanisme kolektif dan alamiah yang melibatkan banyak pelaku dan banyak faktor, karenanya beliau sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar ini. Harga pasar adalah resultan dari mekanisme tidak dapat diintervensi oleh individu, melainkan atas kehendak Allâh. Intervensi pasar dilakukan jika dan hanya jika terdapat gangguan berlangsungnya mekanisme pasar yang Islami. Beliau menolak  untuk membuat kebijakan penetapan harga manakala tingkat harga di Madinah pada saat itu tiba-tiba naik. Sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan penawaran yang murni, yang tidak dibarengi dengan dorongan-dorongan monopolistik dan monopsonistik, maka tidak ada alasan untuk tidak menghormati harga pasar. Pada saat itu para sahabat berkata , “ Wahai Rasûlullâh tentukanlah harga untuk kita !”. Beliau menjawab, “ Allâh itu sesungguhnya adalah penentu harga, penahan, pencurah, serta pemberi rizqi. Aku mengharapkan dapat menemui Tuhanku di mana    salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena  kezhaliman dalam hal darah dan harta[13].
Peranan pemerintah dalam Islam bukan sekedar untuk menutup kelemahan mekanisme pasar melainkan atas sebuah alasan yang fundamental dan permanen. Dalam ekonomi konvensional pemerintah harus berperan sekedar untuk menutup kegagalan pasar (market failure), yaitu ketidakmampuan pasar dalam menyelesaikan beberapa persoalan seperti adanya barang publik, eksternalitas, dan penegakan keadilan.
Pemerintah adalah pemegang amanah Allâh (khalifatullâh) untuk mengorganisir masyarakat dan sumber daya (ekonomi) mencapai kesejahteraan hakiki (falah). Pemerintah bertindak sebagai perencana,  pengawas, produsen sekaligus konsumen  bagi aktifitas pasar.[14]
Pembentukan bait al-mâl pada masa itu adalah sebuah langkah pioner dan revolusioner, di mana kekayaan negara dikelola oleh pemerintah terpisah dengan kekayaan individu penguasa. Pada masa itu, bahkan hingga berabad-abad setelahnya, di Eropa dan berbagai masyarakat di belahan bumi lainnya masih mencampuradukkan antara kekayaan individu penguasa dengan negara. Bahkan, seringkali terjadi kekayaan negera adalah kekayaan raja. Bait al-mâl ini menjadi cikal bakal eksistensi berbagai insititusi pemerintah dalam mengelola perekonomian. Bait al-mâl pada masa Rasûlullâh e masih bersifat umum, yaitu mengelola harta negara untuk segala keperluan. Namun pada masa Umar bin Khaththab berbagai  bait al-mâl dengan fungsi khusus telah didirikan, misalnya al-Divan yang berfungsi sebagai pengelola tunjangan sosial masyarakat.[15]
Masyarakat selalu berperan besar dalam perekonomian, meskipun keberadaannya terkadang diremehkan.  Yang dimaksud masyarakat bukanlah masyarakat pelaku pasar (yang bermotif mencari keuntungan) dan bukan masyarakat yang menjadi pemerintah (yang bermotif hukum dan politik). Dalam literature ekonomi modern sekcor ini sering disebut sektor social atau sukarela (voluntary sector), karena motifnya adalah sosial-relijius.  Islam memberikan kedudukan penting bagi sektor ini melalui wakaf dan zakat-infaq-sedekah (WAZIS).
Sejarah Islam telaah memberikan bukti yang tiada terhitung tentang peranan WAZIS ini dalam menopang perekonomian. WAZIS dapat melengkapi kebutuhan perekonomian yang tidak dapat disediakan secara efektif dan efisien oleh pasar dan pemerintah, baik dalam penyediaan barang public (pasar,jalan, fasilitas umum lainnya) maupun barang-barang ekonomi (barang kebutuhan konsumsi dan produksi pada umumnya).  Sejak masa Rasûlullâh e hingga era modern saat ini WAZIS tetap menjadi andalan bagi perekonomian. Peran dan kedudukan zakat tentu tidak perlu dipertanyakan lagi, sebab ia adalah salah satu rukun Islam.
Wakaf barang kali merupakan  salah satu contoh peran masyarakat yang sangat unik dalam Islam. Wakaf dalam rentang waktu yang cukup lama telah berada pada pusat paling penting dari kehidupan umat Islam sehari-hari, membangun lembaga-lembaga keagamaan, cultural dan kesejahteraan.[16] Beberapa gambaran pemanfaat wakaf menunjukkan nilai penting ini, antara lain hampir 75% seluruh lahan yang dapat ditanami di Daulah Khilafah Turki Usmani merupakan tanah wakaf, setengah dari lahan di Aljazair, pada masa penjajahan Perancis pada pertengahan abad ke 19 merupakan tanah wakaf, pada periode yang sama, 33 %. Tanah di Tunisia merupakan tanah wakaf, di Mesir sampai dengan tahun 1949, 12,5 persen lahan pertanian adalah tanah wakaf, pada tahun 1930 di Iran, sekitar 30 persen dari lahan yang ditanami adalah lahan wakaf.
            MARÂJI’
Askari, Hossein, et.al. 2010, The Stability of  Islamic Finance, Singapore: John Wiley and Son.
Askari, Hossein, Iqbal, and Mirakhor. 2010. Globalization and Islamic Finance. Singapore: John Wiley and Son.
Haikal, Muhammad Husain. 2008. Sejarah Hidup Muhammad. Cet. Ke-37, Jakarta: Lentera Antar Nusa.
Ibrahim, Mahmood. 1991. “Merchant capital and Islam”, The American Journal of Islamic Social Science. Austin:The Texas University Press Vol 8 No 3.
Islahi, Abdul Azim. 1988. Economic Concepts of Ibn Taimiyyah. Leicester U.K: The Islamic Foundation
Hart, Michael H. 1978. The 100: A Ranking of The Most Influential Persons In History. New York. p. 33
Kahf, Monzer. 1978. The Islamic Economy : Analitical Study of the Functioning of Islamic System. Indiana: MSA of US and Canada.
________. 1982 “Fiscal and Monetary Policies in an Islamic Economy”. dalam Arif, Mohammad (Ed.). 1992.  Monetary and Fiscal Economics of Islam. Jeddah KSA: King Abdul Azzis University.
Karim, Adiwarman  Azwar. 2001. Ekonomi islam Suatu Kajian Kontemporer,.Jakarta: Gema Insani Press.
Khan, Mohsin and Mirakhor, A. 1987. “Islamic Interest Free Banking: a Theoritical Analysis”, Theoritical Studies in Islamic Banking and Finance. Houston: IRIS Books.
Rahman, Afzalur. 1995. Doktrin Ekonomi Islam (terj.). Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. Jilid 1-4.
Rodinson, Maxime. 1982. Islam and Capitalism (terj.). Bandung: Al-Iqro’
Sabzwari. 1991. “Sistem Ekonomi dan Fiskal pada Masa Pemerintahan Nabi Muhammad”, dalam Karim, Adiwarman (Ed.). 2000. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: IIIT of Indonesia
P3EI dan Bank Indonesia. 2009. Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press.

* Dosen tetap Fakultas Ekonomi dan Direktur P3EI Fakultas Ekonomi UII, mohanto96@gmail.com
[1] Michael H Hart. The 100: A Ranking of The Most Influential Persons In History. (New York: tp, 1978)

[2] Mahmood Ibrahîm. “Merchant capital and Islam”, The American Journal of Islamic Social Science. (Austin:The Texas UniveRasulullah sawity Press, 1991). Vol 8 no 3 1991. Lihat juga di Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam (terj.) (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995). Jilid 1-4, dan Maxime Rodinson. Islam and Capitalism (terj.), (Bandung: Al-Iqro’, 1982)
[3] Muhammad Husain Haikal.2008. Sejarah Hidup Muhammad. Cet. Ke-37. (Jakarta: Lentera Antar Nusa, 2008)
[4] Struktur masyarakat ini dikenal dengan masyarakat madani, yang berasal dari nama kota Madinah (kota nabi). Istilah lain adalah masyarakat tammaddun, di mana dalam masyarakat ini terjadi keseimbangan dalam berbagai hal, material, spiritual, individu, sosial, kebebasan individu, kewajiban individu, hak-hak manusia dihormati, dan  lain-lain.
                [5] Adiwarman  Azwar Karim. Ekonomi islam Suatu Kajian Kontemporer (Jakarta: Gema Insani Press. 2001)

[6] Lihat dalam al-Qur’an, Surat Al-An’âm [6]: 65, Surat Jumu’ah [62]: 9-11, Surat al-Qurasy [106]: 1-4, Surat al-Nûr [24]:37, dan Surat al-Taubah [9]: 24.
[7] Lihat dalam al-Qur’ân Surat al-Taubah [9]: 111, Surat Ali Imrân [3]: 199, Surat al-Baqarah [2]: 86, Surat Fâthir [35]: 29, Surat al-Shaff [61]:10, dan Surat al-Syua’ra [26]: 207.
                [8] Hossein Askari. et.al. The Stability of  Islamic Finance. (Singapore: John Wiley and Son, 2010). Mohsin and Mirakhor A. Khan. “Islamic Interest Free Banking: a Theoritical Analysis”, Theoritical Studies in Islamic Banking and Finance. (Houston: IRIS Books, 1987)
[9] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, Karena umat merupakan suatu kesatuan.
[10] Lihat misalnya dalam al-Qur’ân Surat al-An’âm [6]: 152, Surat al-Isrâ’[17]: 35, Surat al-Muthafifin [83]: 1-6, Surat al-Syu’arâ [26]:181-183, Surat Hud [11]: 85, Surat al-A’râf [7]: 85.
                [11] Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam (terj.) (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995). Jilid 1-4.
                [12] Abdul Azim Islahi. Economic Concepts of Ibn Taimiyyah, (Leicester U.K: The Islamic Foundation, 1988)

[13] Hadits ini diriwayatkan oleh enam imam hadits yang utama, kecuali al-Nasâ’i, sehingga  merupakan  hadits hasan sahih. Terdapat juga hadist lain yang diriwayatkan Abû Dawud dari  laporan  Abû Hurairah bahwa  ada seseorang berkata kepada Nabi e: “  Wahai Nabi Allah, tetapkanlah harga untuk kita !”, Nabi menjawab, “Engkau harus berdoa kepada Allâh untuk itu!”  Orang lain juga datang kepada Nabi dan meminta hal yang sama, sehingga Nabi menjawab, “Hanya Allâh yang menurunkan dan menaikkan  harga!”.
                [14] Monzer Kahf. 1982, “Fiscal and Monetary Policies in an Islamic Economy”, dalam Arif, Mohammad (Ed.) Monetary and Fiscal Economics of Islam, (Jeddah KSA: King Abdul Azzis University, 1992)
                [15] Sabzwari, Sistem Ekonomi dan Fiskal pada Masa Pemerintahan Nabi Muhammad, dalam Adiwarman  Karim (Ed.). 2000. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: IIIT of Indonesia, 1982) dan Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam (terj.) (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995). Jilid 1-4.
                [16] Adiwarman  Azwar Karim. Ekonomi islam Suatu Kajian Kontemporer (Jakarta: Gema Insani Press. 2001)

http://bastsmartmembercommunity.blogspot.com/

Bisnis Waralaba Modal Kecil – Beberapa Peluang Usaha Waralaba Murah

 Apakah Anda sering bingung dengan perbedaan waralaba dan franchise? Mari saya jelaskan lebih detail tentang kata-kata istilah di waralaba dan franchise tersebut.
Waralaba dan franchise itu pada dasarnya mempunyai arti yang sama. Waralaba itu sendiri adalah bahasa Indonesia yang mana di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mempunyai arti kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai denga kesepakatan,  hak kelola, hak pemasaran. Begitu juga artinya dengan franchise. Wara berarti lebih dan Laba itu mempunyai arti untung, jadiwaralaba itu sering mempunyai arti kata lain lebih untung.
Kata Franchise dipopulerkan oleh negara Amerika Serikat sekitar akhir perang dunia ke-2 atau sekitar tahun 1960-an. Saat itu banyak berkembang bisnis maupun penipuan yang menggunakan sistem franchise. Tetapi kata franchise ini adalah bahasa Perancis yang sejarahnya dahulu kala raja memberikan hak tanah kepada para bangsawan dengan hak balik upeti kepada raja.
Pada tahun 1960 telah berdiri organisasi yang bernama IFA (International Franchise Association) dengan alamat website “franchise.org”. Tujuan IFA berdiri adalah membuat usaha franchise mempunyai lisensi dan berada di dalam standar IFA yang ada agar usaha franchise tersebut layak untuk diminati. Pada tahun 1978, Federal Trade Commission (FTC) mengeluarkan peraturan yang mewajibkan setiap Franchisor yang akan memberikan penawaran peluang waralaba kepada publik untuk memiliki UFOC (Uniform Franchise Offering Circular).
UFOC adalah dokumen yang berisi informasi lengkap mengenai peluang bisnis Franchise yang ditawarkan, seperti: sejarah bisnis, pengelola, hal yang berkaitan dengan hukum, prakiraan investasi, deskripsi konsep bisnis, dan salinan dari perjanjian Franchise. Selain itu daftar nama, alamat dan nomor telepon dari pemilik Franchise adalah informasi yang diwajibkan. UFOC bertujuan untuk menyampaikan informasi yang cukup mengenai perusahaan untuk membantu calon Franchisee dalam mengambil keputusan.
Menurut peraturan yang menjadi payung hukum waralaba di Indonesia, yaitu UU No 42 Tahun 2007, yang dimaksud Waralaba atau Franchising adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Jadi bisnis waralaba yang berkembang di Indonesia harus terbukti berhasil dahulu sebelum mempunyai lisensi.
Kata lain yang ada di dalam bisnis waralaba dan franchise adalah franchising, sama artinya pewaralabaan, franchisor adalah pewaralaba (yang mempunyai usaha waralaba), sedangkan franchisee adalah orang yang menjalankan usaha waralaba dari franchisor. Lalu mengapa memilih waralaba sebagai opsi dalam berbisnis? Waralaba diminati para pengusaha atau investor karena resiko gagal lebih kecil dibanding membangun usaha sendiri. Sistem waralaba mempunyai prosedur dan sistem kerja maupun marketing yang siap pakai, ini menghemat waktu, tenaga dan pikiran bagi para franchisee.
Alasan lain yaitu menggunakan brand yang sudah dahulu dikenal masyarakat sehingga image usaha sudah diketahui oleh masyarakat
http://fitrishaadr.wordpress.com/2012/12/30/pengertian-bisnis-waralaba-atau-usaha-franchise/
Bisnis waralaba adalah salah satu bentuk bisnis yang banyak dilirik oleh para pengusaha saat ini, baik itu pebisnis baru/ pemula ataupun pebisnis yang sudah berpengalaman. Konsep bisnis waralaba ini sangat memungkinkan seseorang yang memiliki modal materiil tapi kurang berpengalaman dalam membangun bisnisnya sendiri untuk memiliki sebuah usaha yang menguntungkan, terutama bila membeli waralaba dari sebuah merk dagang yang sudah terkenal. Potensi bisnis ini sangat menguntungkan untuk jangka waktu yang lama, namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis usaha waralaba cocok untuk setiap orang.
Bagi pengusaha yang memiliki modal besar, membeli franchise/ waralaba yang harganya mahal bukanlah sebuah masalah. Namun tidak demikian pada calon pengusaha yang memiliki modal terbatas, mereka biasanya akan berpikir berkali-kali sebelum memutuskan menjalankan usaha waralaba. Besar biaya untuk menjalankan waralabasangat beragam, murah atau mahal itu menurut saya relative dilihat dari potensi bisnisnya untuk jangka panjang. Harga waralaba biasanya berkisar mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 1 milliar, tapi untuk waralaba lokal ternyata ada juga yang menawarkan harga sekitar Rp 5 jutaan.
Artikel terkait: Peluang Usaha Rumahan
Nah, dalam artikel ini Saya ingin membahas tentang beberapa waralaba modal kecil yang bisa dijalankan oleh calon pengusaha yang memiliki modal terbatas. Perlu diingat juga bahwa selain membeli franchisenya, pembeli waralaba juga harus memikirkan tentang gaji karyawan dan juga beberapa persiapan lainnya. Jadi kita memang harus benar-benar mempersiapkan diri secara finansial sebelum membeli sebuah waralaba.
Berikut ini adalah beberapa peluang bisnis waralaba yang dapat dijalankan dengan modal relative kecil:
1. Bisnis Waralaba Makanan & Minuman
Menjalankan bisnis waralaba makanan & minuman memiliki potensi bisnis yang sangat bagus karena makanan merupakan kebutuhkan pokok manusia yang pasti selalu dicari orang. Namun, merintis bisnis makanan, misalnya restaurant atau tempat makan dengan merk dagang baru adalah sebuah tantangan yang sangat sulit, terutama untuk orang yang belum memiliki pengalaman berbisnis makanan sebelumnya.
Ada banyak waralaba makanan & minuman yang menawarkan franchisenya dengan harga yang relative murah, tapi tidak semua cocok dengan Anda. Sebaiknya kita memilih bisnis waralaba makanan & minuman yang punya keunikan, punya potensi bisnis yang bagus, dan harganya terjangkau. Untuk melihat contoh waralaba makanan & minuman, Anda bisa mengunjungi link ini [Waralaba Makanan & Minuman].
Informasi waralaba www.centerwaralaba.com
2. Bisnis Waralaba Loundry & Jasa Kebersihan
Kalau kita perhatikan, bisnis loundry ternyata punya potensi yang sangat bagus lho, apalagi kalau bisnis ini dijalankan di lokasi yang strategis. Untuk bisnis waralaba Loundry, biasanya franchisor (pemilik waralaba) akan membantu kita dalam menentukan lokasi yang strategis untuk bisnis ini.
Biasanya bisnis waralaba loundry dan jasa kebersihan akan sangat laris bila dijalankan di lokasi perumahan, kampus, dan kost-kostan. Sekarang ini banyak sekali orang yang lebih memilih jasa loundry untuk mencuci pakaian mereka daripada harus mencuci sendiri, selain karena lebih mudah, hasil pekerjaannya lebih rapih, dan harga jasanya juga relative murah.
Ketika kita ingin menjalankan bisnis ini, pastikan kita memilih waralaba yang punya reputasi baik dan mau memberikan solusi pada masalah Anda sebagai pemula dalam bisnis ini. Lebih baik mengeluarkan modal agak besar di awal untuk waralaba dari franchisor yang punya reputasi baik, daripada modal kecil tapi potensi resiko lebih besar karena franchisor tidak memiliki reputasi dalam bisnis ini. Untuk melihat beberapa waralaba Loundry & Jasa Kebersihan, silahkan mengunjungi link ini [Waralaba Loundry dan Jasa Kebersihan].
3. Bisnis Waralaba Di Bidang Kesehatan & Kecantikan
Banyak sekali orang yang membutuhkan sarana atau tempat-tempat untuk menjaga kesehatan dan kecantikan mereka, terutama kaum hawa. Beberapa tempat perawatan kesehatan dan kecantikan yang sering dikunjungi orang adalah tempat-tempat fitness, reflexy, salon, spa, dan lain-lain. Itulah alasannya mengapa bisnis ini sangat potensial untuk dijalankan.
Ada beberapa perusahaan yang bergerak di bisnis ini menawarkan waralabanya kepada calon pengusaha seperti Anda, tapi sebaiknya pilih satu yang paling sesuai dengan minat dan kemampuan Anda, misalnya Anda ingin memiliki usaha spa. Untuk melihat beberapa waralaba Kesehatan & Kecantikan, silahkan mengunjungi link ini [Waralaba Kesehatan & Kecantikan].
4. Bisnis Waralaba Di Bidang Jasa Pendidikan & Pelatihan
Ternyata ada banyak perusahaan yang bergerak dibidang jasa pendidikan & pelatihan menawarkan waralaba bagi calon pengusaha yang ingin memiliki bisnis sendiri. Bila Anda adalah seseorang yang memiliki minat pada industri jasa pendidikan dan pelatihan, maka Anda harus mempertimbangkan untuk memilih waralaba ini.
Perlu kita ketahui bahwa tidak semua perusahaan di bidang jasa pendidikan dan pelatihan menawarkan waralabanya dengan harga yang murah. Ada diantara mereka yang menawarkan waralabanya dengan harga yang sangat mahal, tentunya kita harus menyesuaikan dengan kemampuan keuangan yang kita miliki. Untuk melihat beberapa waralaba Jasa Pendidikan dan Pelatihan, silahkan kungjungi link ini [Waralaba Jasa Pendidikan & Pelatihan].
Nah, dari beberapa jenis waralaba yang sudah disebutkan di atas, tentunya Anda punya pilihan sendiri waralaba apa yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda. Setelah memilih jenis waralabanya, tentunya ada hal lain yang perlu kita perhatikan ketika kita ingin menjalankan bisnis ini, yaitu mencapai keberhasilan bisnis waralaba kita.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk memilih bisnis waralaba yang akan dijalankan:
1. Pilih waralaba yang mudah dijalankan
Sebaiknya kita tidak memilih waralaba yang dapat menyita waktu dan pikiran kita. Untuk itu, pastikan bahwa waralaba yang akan kita jalankan dapat dikerjakan dengan mudah dan praktis. Pilihlah lokasi yang mudah dijangkau dan lingkungannya juga aman. Ini sangat penting karena kemudahan akses dan juga keamanan lokasi bisnis Anda akan sangat berpengaruh pada jumlah pelanggan yang datang ke tempat Anda.
2. Pilih waralaba yang punya banyak konsumen
Utamakan untuk menjalankan bisnis waralaba yang memiliki konsumen banyak dan bisa menjangkau semua kategori umur. Memilih jenis waralaba yang konsumennya sedikit memiliki resiko kerugian lebih besar. Salah satu contoh jenis waralaba yang banyak konsumennya adalah waralaba makanan dan minuman.
Artikel terkait: Peluang usaha modal kecil
3. Pilih waralaba yang harga produknya terjangkau
Selain jenis waralabanya punya banyak konsumen, faktor harga juga sangat menentukan keberhasilan sebuah bisnis waralaba.  Jangan memilih waralaba yang mematok harga yang tinggi untuk produknya dan tidak sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat di sekitar bisnis Anda.
4. Pilih waralaba yang memberikan pelayanan yang baik
Pelayanan dan juga garansi pada produk adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Oleh karena itu, pilihlah waralaba yang memberikan pelayanan dan juga garansi jaminan mutu pada produknya untuk meningkatkan rasa percaya pelangganAnda, tentunya ini akan sangat membantu dalam pengembangan bisnis waralaba Anda ke arah yang lebih baik.
 
 
http://bastsmartmembercommunity.blogspot.com/